SULUK MANINJAU KEPADA BUYA HAMKA

Oleh: Gus Nas

Kuziarahi labirin rindu
Tangis bayi yang pecah di tengah danau
Dalam pasang-surut doa ninik-mamak
Diamini para Datuk dan Bundo Kanduang sepanjang subuh

Engkau lahir terbungkus rindu
Di pangkuan zikir
Berbalut madah di lingkar kepala
Berkalung tahmid yang dirajut oleh Kerapatan Adat Nagari

Bunga Danau Maninjau
Bermekaran senyum teratai
Mengabarkan pada subuh
Telah lahir bayi yang tangguh

Hamba Sang Raja
Abdul Malik yang dikasihi atas perintahNya
Tuhanku
Kauutus ia untuk mengasah pena
Menulis birunya langit
Lengkung senja dalam seloka
Lalu tumbuh buah-buah ranum dari tangan para ibu
Uni dan Uda yang bermekaran di Minangkabau

Kau hadir dengan kabar gembira
Aku terpukau dan memeluknya
Sepayung di bawah gerimis
Sekapal di pelayaran
Nikmat dan syukur bersimbah dalam doa

Dengan sepucuk pena
Kautulis sebutir debu dalam deburan rahmat bermilyar pasir pantai

Kubaca dan terus kubaca suluk sunyimu, Buya
Semula memang acapkali kulupa
Sulaman ilmu dalam setiap lembar tutur-kata
Setumpuk hikmah
Dalam berjilid-jilid buku di perpustakaan rindu

Tapi sesudah kautusuk di dada sebelah kiri
Jantungku membuncah
Detak nadi dan cucuran darahku seakan pasti mengucap sumpah

Kusulam salammu, Buya
Dalam bait-bait tadarus puisi
Selingkar tasbih kukalungkan dalam luka-luka leherku

Tiba-tiba kudengar suara adzan subuh dari dasar danau
Panggilan iman yang pecah di rongga dada
Aku tahu itu suaramu
Suara paling merdu dari arah Surau

Di rindu selanjutnya
Kuziarahi kelok-kelok keindahan
Alam bakambang berbuah zikir
Tiham bakambang mengukir pikiranku

Satu persatu biji kecintaan itu tumbuh
Tak cuma di Tanah Maninjau
Mekar bersemi mawar cinta
Kaucatat dengan wangi melati

Di pelayaran abadi
Telah tenggelam Kapal Van der Wijck
Tapi hijrahmu telah begitu jauh, Buya
Di Bawah Lindungan Ka’bah
Pemuda Minang itu pasrah berserah

Sesudah itu badai menghempas
Tapi nafasmu terus berhembus
Sebab rindu tak mungkin dipangkas
Sebab cinta pantang ditebas

Semua itu telah terkubur di masa lalu, Buya
Tapi sejarah sudah menyiramnya dengan darah

Membersamai senja
Suara istighfarmu kian bergetar
Dan di Mihrab Masjid Al-Azhar
Berjuta jemaah pun bertakbir
Terus mengalir zikir dan doa tiada akhir

Gus Nas

Jogja, 10 April 2023

BAGIKAN SEKARANG :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
!