Hari Perdamaian Dunia
Pada siapa kutitipkan senyum ini
Saat dunia terluka oleh pongah manusia
Ancaman pada kemanusiaan merajalela
Mendedah sejarah dalam darahku
Di bening pagi Bumi Khatulistiwa ini
Aku mendengar suara gaduh di alam raya
Jerit anak-anak kelaparan di Palestina
Pekik ibu-ibu hamil di Afghanistan
Hari ini aku mendengar gemuruh buldozer
Desing peluru
Cermin pecah dimana-mana
Perih siapa yang tiba-tiba
Menumpahkan cairan cuka
Pada luka-luka dunia
Dalam liku-liku langkahku
Tak cuma pada berjuta alenia
Kutulis tangis ini
Bait-bait puisi yang dikhianati
Gurindam yang dibungkam
Masih adakah senyum tulus manusia pada dunia?
Iklim berganti
Menggagahi bumi
Bara api menyala
Memanggang semesta
Dimanakah anak-cucuku menanam cinta?
Bagaimana kita bisa menjadi manusia
Tatkala etika semesta
Dipunggungi
Manakala kejujuran
Dikalahkan oleh tipu-daya
Hari ini kembali aku
Menyaksikan jelaga
Pada lingkar bulat Bola Dunia
Perang biologi dan perang kimia
Pandemi dan kerakusan
Menjadi malaikat maut pencabut nyawa
Pentingkah kusebut Ukraina?
Kematian demi kematian
Menusuk nafasku
Pemanasan global menggila
Menggunting pita dimana saja
Menggali kubur-kubur manusia
Perubahan iklim
Tengah merayakan pesta
Mencabik-cabik lobang ozon
Di cakrawala
Tapi kita tetap lalai
Lupa pada akal sehat manusia
Berguru pada langit biru
Belajar pada nalar mengakar
Aku malu mengusap air mataku
Hari ini kuwariskan senyum lembutku
Pada dunia
Pada semesta
Gus Nas
Jogja, 21 September 2022