Gus Nas/ magelangpost.com
Oleh: Gus Nas
Menunda kalah
Rayu waktu
Tolak sedu-sedan itu
Adalah kau
Yang teriak-teriak sendiri dalam puisi
Hidup seribu tahun lagi dengan mati berkali-kali
Berapa lebam
Deru debu di hidupmu
Binatang jalang terbuang
Berlari mengangkang
Membawa bisa
Mendekap luka
Pedih-perih kautinggal pergi
Janji dengan Bung Karno
Menyajak Diponegoro
Dengan bara kagum dan api
Hingga tinggal tulang berserak
Antara Karawang-Bekasi
Gerimis membasah
Pada rokok dan abu di mulutmu
Mempercepat kelam
Tak ada lagi yang mencari cinta
Atau rindu yang lebam
Tak juga kau!
Lawan aku, Chairil!
Di garis batas pernyataan
Di hulu hilir segala impian
Kan kubanting kau
Hingga bunting
Tak berdarah dan tanpa daging
Sekali berarti
Sempat kupuji
Kau kini terbaring sendiri
Tak ada nisan puisi
Di Karet yang sunyi
Deru dan debu
Mengeramasi rindu
Menebas habis usiamu
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditinda
Apimu padam, Chairil!
Negeri ini tak lagi menyalakan puisi
Jangankan seribu
Tiga puluh kelu pun
Tak sanggup kau pacu
Gus Nas
Jogja, 12 September 2021