IZINKAN AKU MENCINTAI NEGERI INI

Oleh: Gus Nas

Berdiri gagah di Bulan Mei
Jiwa dan raga ini menengadah ke langit suci
Berpeluk merah-putih dalam kibaran nurani

Mei menyapa
Dalam doa jutaan buruh di Tanah Persada
Melantangkan suara keadilan yang diredam oleh pidato dan raung sirine
Pekik kesetaraan yang dibisukan oleh hiruk-pikuk parpol berkoalisi

Dalam amuk panas gelombang mendidih di ubun-ubun
Aspal jalanan meleleh di alas kaki
Aku menyaksikan kue kesejahteraan di negeri ini di santap habis oleh keserakahan oligarki

Sementara kekuasaan sibuk menggergaji pohon-pohon liar birokrasi
Para koruptor seperti tupai meloncat lincah ke kanan-kiri untuk mencuri dari pundi ke pundi
Sedangkan buruh-buruh kasar di kota-kota besar hanya bisa menjilat-jilat sisa-sisa tulang pembangunan sepanjang hari

Bertanya pada Sang Proklamator
Haruskah keringat mereka menjelma banjir bah yang akan menenggelamkan pabrik-pabrik hamparan mall dan megahnya plaza?
Akankah Marsinah bangkit dari kuburnya untuk menyalakan api bagi para perempuan pekerja yang kesuciannya direnggut oleh para mandor hingga punah harga dirinya?

Mei menyapa
Kali ini oleh suara gemetar Ki Hadjar Dewantara
Hari Pendidikan yang dirayakan setengah hati
Merdeka Belajar yang ditenggelamkan oleh banjir bandang birokrasi
Tamansiswa meratap-ratap sunyi dari hari ke hari

Pendidikan usia dini yang seharusnya bermatra pada kodrat alam
Hari ini telah kehilangan kaki
Anak-anak yang seharusnya bersenyawa dengan Tanah dan Air
Hari ini diasingkan di menara gading dalam Dunia Maya

Pendidikan yang Salah Asah
Pendidikan yang Salah Asih
Pendidikan yang Salah Asuh
Akan melahirkan generasi comberan di negeri ini

Pendidikan yang tercerabut dari akar Panca Dharma
Hanya menampilkan kecerdasan semu
Tak membuahkan Akhlakul Karimah
Tak melahirkan Generasi Bermutu

Merdeka Belajar yang hanya takjub pada pendidikan Barat
Tapi kering-kerontang dengan Kearifan Timur
Hanya menghasilkan setengah manusia
Selebihnya robot tanpa nurani

Pendidikan masa kini dan masa depan di negeri ini
Membutuhkan puisi
Ruang belajar bernama diksi
Pantun dan Gurindam peredam nyeri

Mei menyapa
Kebudayaan sudah saatnya menjadi Panglima
Budaya Nusantara rumah kita bersama
Bukan Budaya Asing
Tapi Budaya Akal-budi yang elok permai dan tak habis-habis menginspirasi

Berdiri tegak di Bulan Mei
Hatimu dan hatiku menunduk menghunjam ke bumi
Bermarwah burung Garuda di dada
Bersumpah tulus di kedalaman hati
Kebangsaan adalah Pilar Agung bagi Ibu Pertiwi

Tuhanku
Ijinkan aku mencintai negeri ini
Seindah teratai
Sebiru lazuardi
di Tamansari

Gus Nas

Jogja, 1 Mei 2023

BAGIKAN SEKARANG :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
!